Tuesday, October 11, 2011

Istilah Ekonomi


Nama               : Dian Asri Wulandari
Npm / Kelas    : 20209811 / 3 EB 07

  1. Kapasitas : tingkat output yang berkaitan dengan total biaya rata-rata jangka pendek yang minimum
  2. Kapitalis : seseorang yang memiliki barang-barang modal
  3. Kartel : organisasi para produsen yang sepakat untuk menjadi satu penjual tunggal
  4. Kebijakan fiscal : penggunaan kegiatan menaikan pendapatan dan kegiatan pengeluaran yang dilakukan pemerintah dalam usahanya mempengaruhi variable makro seperti GNP dan lapangan kerja
  5. Kebijakan fiscal bebas : kebijakan yang dikeluarkan untuk mengatasi setiap keadaan ekonomi yang khusus apabila terjadi
  6. Kebijakan fiskal : Langkah pemerintah di bidang perpajakan dan pengeluarannya
  7. Kebijakan harga tetap (minimum atau maksimum) : langkah pemerintah untuk menetapkan harga suatu barang di mana penjual dan pengguna diwajibkan melakukan jual beli pada harga tersebut
  8. Kebijakan makro ekonomi : langkah-langkah pemerintah yang bertujuan untuk mempengaruhi keseluruhan perekonomian dengan tujuan untuk mempertinggi efisiensi kegiatan ekonomi, menghindari inflasi, menciptakan pertumbuhan ekonomi yang teguh dan mengukuhkan kedudukan sektor luar negeri
  9. Kebijakan moneter : Langkah pemerintah untuk mengatur penawaran uang dan suku bunga
  10. Kebijakan moneter kuantitatif : kebijakan moneter yang dijalankan oleh bank sentral yang bertujuan untuk mempengaruhi penawaran uang atau suku bunga
  11. Kebijakan pendapatan : setiap campur tangan langsung oleh pemerintah untuk mempengaruhi pembentukan upah dan tenaga kerja
  12. Kebijakan penstabilan ekonomi : langkah-langkah pemerintah untuk mempengaruhi tingkat kegiatan keseluruhan ekonomi dan tujuannya adalah mengatasi masalah pengangguran, mempercepat pertumbuhan ekonomi dan menghindari inflasi
  13. Kebijakan pertumbuhan berimbang : kebijakan yang dirangsang untuk menghasilkan pertumbuhan yang simultan di semua sektor ekonomi.
  14. Kebijakan segi penawaran : kebijakan pemerintah dalam mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi dalam ekonomi terbuka (yaitu perekonomian yang menjalankan kegiatan ekspor dan impor)
  15. Kebijakn perdagangan : berbagai pembatasan atas arus bebas barang dan jasa antar Negara
  16. Kecondongan menabung : suatu gambaran mengenai sikap konsumen, yang menunjukkan sejauh mana rumah tangga akan menabung apabila memperoleh pendapatan
  17. Kecondongan mengkonsumsi : suatu gambaran mengenai sikap konsumen, yang menunjukkan sejauh mana rumah tangga akan berbelanja apabila memperoleh pendapatan
  18. Kegagalan pasar : kegagalan system pasar bebas untuk mencapai efisiensi alokatif yang optimal
  19. Kekayaan mudah tunai : dinamakan juga sebagai uang kuasi atau separuh uang
  20. Keseimbangan ekonomi tiga sektor : keadaan dimana pengeluaran agregat yang berlaku dalam ekonomi tiga sektor adalah sama dengan penawaran agregat atau pendapatan nasional
  21. Keseimbangan makroekonomi : keseimbangan yang dicapai dalam ekonomi empat sektor yaitu bentuk perekonomian dalam teori yang mendekati keadaan ekonomi yang sebenarnya
  22. Keseimbangan makroekonomi : suatu analisis yang menerangkan bagaimana tingkat kegiatan ekonomi, pendapatan nasional riil dan tingkat harga umum ditentukan
  23. Keseimbangan pendapatan nasional : suatu keadaan dimana pengeluaran agregat (keinginan masyarakat untuk berbelanja) adalah sama dengan penawaran agregat (keinginan perusahaan-perusahaan dalam perekonomian untuk mengeluarkan barang
  24. Keseimbangan pendapatan nasional ekonomi dua sektor : keadaan yang berlaku dalam ekonomi dua sektor dimana pengeluaran agregat sama dengan penawaran agregat
  25. Kesempatan kerja penuh : dalam teori istilah ini berarti semua tenaga kerja dalam perekonomian sepenuhnya digunakan
  26. Keunggulan komparatif : kemampuan suatu negara untuk memproduksi komoditi tertentu dengan biaya oportunitas produk-produk lain yang lebih rendah dari pada Negara lain
  27. Kolusi : suatu kesapakatan antara para penjual untuk bertindak seperti penjual tunggal
  28. Komoditi : sesuatu yang dapat dipasarkan yang diproduksi untuk memenuhi kebutuhan
  29. Komplemen : dua komoditi yang digunakan secara bersama sama satu sama lain
  30. Kondisi ekuilibrium : kondisi yang harus dipenuhi jika pasar atau sector ekonomi berada pada keadaan ekuilibrium
  31. Konjungtur : kenyataan yang berlaku dalam perekonomian yang menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi tidak berkembang secara teratur tetapi mengalami kenaikan atau kemunduran yang selalu berubah dari waktu ke waktu
  32. Konsumerisme : suatu gerakan yang menonjolkan konflik antara kepentingan perusahaan dengan kepentingan umum
  33. Konsumsi : tindakan menggunakan komoditi baik barang maupun jasa
  34. Konsumsi rumah tangga (pengeluaran konsumsi) : nilai perbelanjaan yang dilakukan rumah tangga untuk membeli barang dan jasa dalam satu tahun tertentu
  35. Konsumsi rumah tangga : jumlah pembelian rumah tangga ke atas barang dan jasa yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhannya
  36. Kuota impor : batas yang ditetapkan oleh pemerintah mengenai kuantitas komoditi asing yang masuk ke negeri itu selama periode tertentu
  37. Kurs : menunjukkan banyaknya uang dalam negeri yang diperlukan untuk membeli satu unit valuta asing tertentu
  38. Kurva indeferen : kurva yang menggambarkan semua kombinasi dari 2 komoditi yang memberikan sejumlah keputusan yang sama
  39. Kurva laffer : grafik yang menghubungkan pendapatan yang dihasilkan dengan tariff pajak marginal
  40. Kurva penawaran agregat, kurva AS : menghubungkan jumlah total output yang akan diproduksi dengan tingkat harga output itu.
  41. Kurva permintaan : grafik yang menggambarkan hubungan antara kuantitas komoditi tertentu yang akan dibeli selama periode waktu tertentu dengan harga komoditi tersebut
  42. Kurva Permintaan Agregat, Kurva AD : menghubungkan jumlah total output yang akan diminta dengan tingkat harga output itu.
  43. Kurva phillips : suatu kurva yang menunjukkan hubungan di antara kenaikan upah atau kenaikan harga dengan tingkat pengangguran dalam ekonomi pada suatu jangka waktu tertentu
  44. Laba yang dibagikan : laba yang dibayarkan pada pemilik perusahaan
  45. Lembaga keuangan : institusi-institusi yang fungsi utamanya adalah mengumpulkan tabungan dari masyarakat dan meminjamkan dana tersebut kepada pihak yang memerlukannya
  46. Likuiditas : tingkat kemudahan dan kepastian suatu harta untuk dicairkan menjadi alat tukar dalam system ekonomi
  47. Lompang deflasi : perbedaan antara pengeluaran agregat yang perlu dicapai agar perekonomian dapat mencapai kesempatan kerja penuh dengan pengeluaran agregar yang sebenarnya tercapai pada kesempatan kerja penuj
  48. Lompang inflasi : definisinya sam dengan lompang deflasi, tetap Aef kurang dari AEs
  49. Makan tabungan : suatu keadaan di mana rumah tangga berbelanja melebihi dari pendapatan yang diterimanya.
  50. Markup : jumlah yang ditambahkan pada biaya untuk menentukan harga
  51. Minimasi biaya : implikasi dari maksimasi laba bahwa perusahaan akan memilih metode untuk menghasilkan output tertentu dengan biaya terendah
  52. Mobilitas faktor produksi : suatu keadaan apabila factor-faktor produksi dapat dipertukarkan penggunaannya
  53. Modal : factor produksi yang terdiri dari semua perlengkapan pabrik untuk proses produksi selanjutnya
  54. Modal ekuitas : dana yang disediakan oleh para pemilik perusahaan yang pengembaliannya pada laba perusahaan
  55. Monopoli : situsi pasar yang output industrinya dikontrol oleh penjual tunggal
  56. Monopsoni : situasi pasar yang didalamnya hanya terdapat pembeli
  57. Multiplier : satu angka yang menunjukkan sejauh mana pendapatan nasional akan berubah efek dari perubahan dalam pengeluaran agregat
  58. Negara berkembang : Negara-negara yang berpendapatan rendah dibawah Negara maju
  59. Negara maju : Negara-negara berpendapatan tinggi didunia
  60. Neraca : laporan keuangan yang menunjukan kekayaan perusahaan dan kewajiban terhadap kekayaan itu pada saat tertentu
  61. Neraca modal : bagian dari perkiraan neraca pembayaran yang mencatat pembayaran / penerimaan yang timbul dari impor dan ekspor modal keuangan jangka panjang dan jangka pendek
  62. Neraca pembayaran : suatu ringkasan pembukuan yang menunjukkan aliran pembayaran yang dilakukan dari negara-negara lain ke dalam negeri, dan dari dalam negeri ke negara-negara lain dalam satu tahun tertentu
  63. Neraca perdagangan : menggambarkan nilai ekspor dan impor barang serta perbedaannya dalam suatu tahun tertentu
  64. Neraca perdagangan : selisih antara nilai eksport dengan nilai impor barang-barang
  65. New clasiccal Economics : teori ekspansi rasional berpendapat bahwa semua jenis pasar beroperasi secara efisien dengan cepat membuat penyesuaian-penyesuaian ke atas perubahan yang berlaku
  66. Nilai kapitalisasi : nilai harta yang diukur berdasarkan nilai sekarang atas arus pendapatan yang diharapkan akan diperoleh
  67. Nilai kini : nilai kini dari sejumlah uang di masa yang akan datan
  68. Nilai tambah : pertambahan nilai yang wujud ke atas suatu barang sebagai akibat dari pemrosesan terhadap barang tersebut atau kesan dari jasa untuk menjual barang tersebut
  69. Nilai tukar : harga mata uang suatu Negara yang dinyatakan dalam mata uang lain dapat dibeli atau dijual
  70. Nilai uang : kemampuan dari seunit uang untuk memperoleh barang dan jasa
  71. Oligopoli : struktur pasar yang industrinya didominasi oleh sejumlah kecil perusahaan yang saling bersaing
  72. Pajak : pungutan yang dikenakan pemerintah ke atas keuntungan perusahaan, pendapatan individu dna nilai jual suatu barang termasuk barnag yang diekspor dan diimpor
  73. Pajak cukai : pajak atas penjualan komoditi tertentu
  74. Pajak langsung : pajak yang secara langsung dipungut dari pembayar pajak
  75. Pajak progresif : pajak yang persentasinya semakin tinggi apabila pendapatan semakin tinggi
  76. Pajak proporsional : pajak yang persentasinya tetap pada berbagai tingkat pendapatan
  77. Pajak regresig : pajak yang persentasinya menurun apabila pendapatan meningkat
  78. Pajak tak langsung : pajak (pungutan) pemerintah yang dikenakan ke atas barang dan jasa pada ketika barang tersebut dijual kepada pihak lain seperti konsumen, atau diimport dari luar negara
  79. Pajak tak langsung : pajak yang dipungut dari seseorang atau suatu perusahaan tetapi bebannya boleh dipindahkan kepada pihak lain
  80. Pasar : tempat berlangsungnya negosiasi pertukaran komoditi
  81. Pasar barang : pasar dimana output barang dan jasa dijual
  82. Pasar bersama : serikat pabean dengan ketetapan tambahan bahwa factor produksi dapat bergerak bebas diantara para anggota
  83. Pasar faktor produksi : pasar tempat penjualan jasa berbagai factor produksi
  84. Pasar imbang : situasi pasar dimana para pembeli mampu membeli semua yang mereka inginkan dan penjual telah mampu menjual semua yang mereka inginkan pada harga yang berlaku
  85. Pasar yang mampu bersaing : pasar mampu bersaing sepenuhnya jika tidak ada biaya tertanam untuk masuk atau keluar
  86. Pembayaran pindahan : pendapatan yang diperoleh seseorang (atau rumah tangga secara keseluruhan) tanpa rumah tangga tersebut memberi jasa untuk memperoleh pendapatan tersebut
  87. Pembelian pemerintah : termaksud semua pengeluaran pemerintah dalam membeli barang dan jasa yang sedang diproduksi
  88. Pembentukan modal tetap (investasi) kasar : nilai pengeluaran perusahaan-perusahaan dan pemerintah ke atas barang-barang modal seperti mesin, peralatan pabrik, dan bangunan dalam suatu tahun tertentu
  89. Penanam modal : sebagian dari sektor perusahaan yang melakukan kegiatan investasi atau penanaman modal yaitu menggunakan dananya sendiri atau dana yang dipinjamnya untuk mengembangkan kegiatan memproduksi barang atau jasa
  90. Penawaran agregat (aggregate supply atau AS) : nilai pendapatan nasional riil (produksi nasional) yang ditawarkan perusahaan-perusahaan dalam suatu perekonomian pada berbagai tingkat harga umum
  91. Penawaran agregat : penawaran barang dan jasa atau keinginan para pengusaha untuk menghasilkan barang dan jasa pada berbagai tingkat harga
  92. Penawaran agregat dalam perekonomian terbuka : penawaran barang-barang yang terdapat dalam suatu perekonomian yang melakukan perdagangan luar negeri
  93. Penawaran menciptakan sendiri permintaan terhadapnya : bahwa perekonomian tidak terdapat kekurangan permintaan dan setiap barang yang diproduksikan masyarakat akan selalu mendapat pembeli
  94. Penawaran uang : jumlah uang yang terdapat dalam perekonomian dan terdiri dari uang dalam peredaran dan tabungan giral dan disingkat sebagai M1
  95. Pendapatan disposebel : apabila pendapatan pribadi dikurangi oleh pajak yang harus dibayar oleh para penerima pendapatan, nilai yang tersisa dinamakan pendapatan disposebel
  96. Pendapatan disposebel : pendapatan yang sebenarnya diperoleh rumah tangga dan dapat digunakan untuk membeli barang atau ditabung
  97. Pendapatan faktor neto dari luar negeri : pendapatan yang diperoleh dari penggunaan faktor-faktor prod
  98. Pendapatan nasional (produk nasional) : nilai barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan suatu negara dalam suatu tahun tertentu
  99. Pendapatan nasional / national income : : dimaksudkan untuk menyatakan nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu negara
  100. Pendapatan nasional : jumlah pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang digunakan untuk memproduksikan barang dan jasa dalam suatu tahun tertentu

Paragraf Penalaran dan Argumentasi


Nama               : Dian Asri Wulandari
Npm / Kelas    : 20209811 / 3 EB 07

* Hari Ini KPK Periksa Menkeu
JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Pemberantasan Korupsi menjadwalkan pemeriksaan terhadap Menteri Keuangan Agus Martowardojo, Selasa (4/10/2011). Agus akan dimintai keterangan sebagai saksi terkait kasus dugaan suap program Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah (PPID) Transmigrasi di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. ( argumentasi )
"Iya, hari ini Pak Agus diperiksa sebagai saksi," ujar Juru Bicara KPK Johan Budi melalui pesan singkat, Selasa. ( Penalaran )
Menurut Johan, pihaknya sudah menerima konfirmasi bahwa Agus akan memenuhi panggilan pemeriksaan KPK.
Sedianya, Agus diperiksa Jumat pekan lalu. Namun, karena kesibukannya sebagai menteri, Kemenkeu mengajukan permohonan agar KPK menjadwalkan ulang pemeriksaan Agus.
Dalam kasus ini, KPK menetapkan Sekretaris Dirjen di Direktorat Jenderal Pembinaan Pengembangan Kawasan Transmigrasi (P2KT) Kemnakertrans I Nyoman Suisnaya; Kepala Bagian Program, Evaluasi, dan Pelaporan Dirjen P2KT Dadong Irbarelawan; dan perwakilan PT Alam Jaya Papua, Dharnawati, sebagai tersangka. Ketiganya diduga mencoba menyuap Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar dengan alat bukti uang Rp 1,5 miliar.
Sebelumnya, I Nyoman Suisnaya mengungkapkan, Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengetahui soal PPID tersebut. Prosedur penganggaran PPID menjadi bahasan Kemenkeu dan Banggar DPR.
Hal senada disampaikan tersangka lain, Dadong Irbarelawan. Dia mengaku pernah diperlihatkan surat yang diterbitkan Menteri Keuangan berisi nama-nama daerah penerima PPID oleh Sindu Malik, mantan pejabat di Kemenkeu.
Kemarin, KPK memeriksa Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar. Seusai pemeriksaan, Muhaimin mengaku bahwa program PPID tidak masuk dalam mata anggaran kementeriannya. Kuasa hukum Muhaimin, Wa Ode Nur Zainab, mengatakan,  PPID merupakan program yang dikelola Kemenkeu bersama Badan Anggaran DPR.


* Pasar Saham Asia Kembali Terpukul
SINGAPURA, KOMPAS.com — Pasar saham Asia kembali bertumbangan pada perdagangan Selasa (4/9/2011). Kekhawatiran tentang utang Yunani dan kemungkinan perekonomian global memasuki resesi membuat investor semakin menjauhi saham.
Indeks Kospi Korea yang kemarin libur dibuka langsung jeblok 5 persen. Mata uang di kawasan, termasuk won Korea dan dollar Australia, melemah hingga ke titik terendah baru dalam tahun 2011 ini.
Di AS, indeks Dow Jones ditutup melemah 2,36 persen dan membukukan level terendah dalam tahun ini. "Baik sentimen bisnis maupun pasar finansial saat ini berada pada titik balik. Para investor bertanya-tanya apakah dalam jangka pendek ini akan terjadi perbalikan positif seperti pada tahun 2010 atau masa berbahaya seperti tahun 2008," demikian disampaikan Barclays Capital kepada para nasabahnya.
Indeks Nikkei Jepang pada awal perdagangan turun 1,8 persen, Kospi Korea turun 5,3 persen. Tekanan pada bursa Korea mencerminkan perekonomian setempat yang terkena dampak pasar ekspornya. Aktivitas manufaktur Korea terkontraksi, pertanda ada penurunan order.
"Kondisi Yunani masih menjadi penggerak pasar pada saat ini, para pelaku pasar terus khawatir," ujar Chri Gore, analis pada GoMarket, di Melbourne. 


* Harga Barang Hanya Naik 0,01 Persen
Akibat kenaikan tarif terhadap 12 ruas tol pada 7 Oktober 2011, diperkirakan harga barang naik 0,01 persen saja. Dengan demikian, dampaknya tidak signifikan terhadap inflasi.
Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengemukakan hal itu, Selasa (4/10/2011) di Jakarta, saat mengumumkan kenaikan tarif tol mengutip hasil kajian Pusat Litbang Teknologi Prasarana Jalan. Kenaikan tarif tol memang dijanjikan dua tahun sekali sesuai inflasi.
Tarif tol Jakarta-Bogor-Ciawi misalnya, akan naik dari Rp 6.500 menjadi Rp 7.000. Sementara Tol Jakarta-Tangerang akan naik dari Rp 4.000 jadi Rp 4.500.
"Tarif bus, saya rasa juga tidak akan melonjak karena bus masuk ke golongan I. Jadi itu tarif tol paling murah," kata Djoko.

* Dollar AS Menguat, Harga Emas Turun

LONDON, KOMPAS.com — Harga emas kembali turun untuk kelima kalinya dalam enam sesi seiring dengan dollar AS yang berbalik arah (rebound). Kondisi ini mengurangi permintaan emas sebagai alternatif investasi.
"Masyarakat memperdagangkan emas sebagai sebuah komoditas sekarang ini," ujar Frank Lesh, trader di FuturePath Trading di Chicago, seperti dikutip Bloomberg, Kamis (29/9/2011).
Menurut Frank, penguatan dollar AS juga tidak dapat menolong komoditas ini. Emas berjangka untuk pengantaran Desember anjlok 34,40 dollar AS atau 2,1 persen ke posisi harga 1.618,10 dollar AS pada pukul 13.43 waktu setempat di COMEX, New York. Harga emas pun turun 16 persen dari harga rekor sebesar 1.923,70 pada 6 September lalu. Sementara dollar AS menguat 0,7 persen hari ini terhadap sejumlah mata uang lainnya.






* Sensus Pajak Nasional Dimulai

JAKARTA, KOMPAS.com - Dirjen Pajak Kementerian Keuangan meluncurkan Sensus Pajak Nasional pada Jumat ( 30/9/2011 ) pagi ini. Rencananya, acara peluncuran akan dipimpin langsung oleh Menteri Keuangan Agus Martowardojo, di Jakarta International Event Convention Center (JITEC) Mangga Dua Square, Jakarta Utara.
Selain itu, Gubernur DKI Fauzi Bowo dan Dirjen Pajak Kemenkeu Fuad Rahmany akan turut serta dalam program nasional yang peluncurannya akan dilakukan serentak di seluruh Tanah Air.
"Acara launching pagi ini menjadi momentum penting agar seluruh masyarakat turut serta memberikan kontribusinya guna meningkatkan kesejahteraan melalui pajak," ujar Direktur Penyuluhan Pelayanan dan Humas, NE Fatimah, di Jakarta, Jumat.
Nantinya, sensus pajak akan dilaksanakan dengan skala prioritas di sentra-sentra bisnis atau kawasan ekonomi, perkantoran hingga kawasan pemukiman. Sebenarnya, kegiatan ini bukan sesuatu yang baru, melainkan penyempurnaan dari kegiatan penyisiran yang selama ini telah dilakukan. "Melalui kegiatan Sensus Pajak Nasional ini diharapkan seluruh masyarakat bisa memberikan dukungannya agar pembangunan yang sedang dan terus dilaksanakan bisa memberikan kesejahteraan buat kita semua," tutup Fatimah.
Untuk diketahui saja, SPN adalah kegiatan pengumpulan data mengenai kewajiban perpajakan dalam rangka memperluas basis pajak, artinya ekstensifikasi, dengan mendatangi wajib pajak (WP) di seluruh Indonesia.
Sebelumnya, Dirjen Pajak Kemenkeu Fuad Rahmany, mengatakan, hal yang perlu digarisbawahi pada pelaksanaan sensus kali ini adalah petugas pajak akan mendatangi WP. "Kita kali ini pro aktif. Selama ini kita kan pakai iklan, untuk sosialisasi (dan) penyuluhan," ungkap Fuad, di Jakarta, beberapa waktu yang lalu.
Apa manfaat dari SPN? Ia mengatakan, "(Manfaat yang ke) satu, dengan ada sensus orang diingatkan untuk bayar pajak. Bayar pajak sekarang pendekatannya SPT bukan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) lagi."
Sejauh ini, berdasarkan data Badan Pusat Statistik, WP orang pribadi yang melaporkan SPT baru 8,5 juta WP. Padahal jumlah orang yang bekerja secara aktif ada 110 juta orang. Artinya, rasio SPT terhadap kelompok pekerja aktif hanya 7,73 persen. Sementara, untuk WP badan usaha, pembayaran pajak yang dilaporkan melalui SPT hanya 466 ribu. Padahal jumlah badan usaha aktif, tanpa usaha mikro, sekitar 12,9 juta WP.


* Eropa Makin Khawatir Jadi Krisis

JAKARTA, KOMPAS.com- Bursa Amerika Serikat ditutup melemah setelah pelaku pasar menangkap sinyal perbedaan pandangan pemimpin Eropa terhadap penyelesaian masalah Yunani. Kuatnya pengaruh politik dan kebijakan fiskal dan moneter yang bersifat reaksioner di tengah kondisi ekonomi yang terpuruk memperburuk sentimen dan outlook kinerja korporasi.
Dari Eropa, Kanselir Jerman Angela Market menyatakan menunggu hasil dari Uni Eropa, ECB, dan IMF, terkait masalah penghematan anggaran yang telah dilakukan Yunani sebelum memutuskan untuk melangkah lebih lanjut. Sementara itu, parlemen Jerman akan melakukan voting terkait penambahan dana bagi EFSB sore ini.
"Walaupun terjadi beda pandangan atas penyelesaian masalah Yunani, pelaku pasar meyakini default atas Yunani tidak dapat dihindarkan," kata analis HP Sekuri tas, Yanuar Pribadi, di Jakarta, Kamis (29/9/2011). Menurut Yanuar, pasar masih mempertanyakan apakah zona Eropa mampu menerapkan kebijakan yang melindungi bank dan investor serta efek penyebaran ke beberapa negara lain seperti Portugal, Spanyol, Irlandia, maupun Italia apabila Yunani diarahkan menuju default (orderly default) di mana pihak bank dan kreditor menyetujui porsi tertentu untuk dihapus dan menerima pelunasan dengan bunga dan jangka waktu yang lebih lunak.
Di sisi lain, kebangkrutan yang tidak terarah akan menyebabkan krisis yang sama, bahkan lebih merusak ketimbang krisis AS tahun 2008. Indeks dollar AS menguat tipis pagi ini, sejalan dengan ketidakpastian kawasan Eropa.
Bursa kawasan Asia bergerak melemah pagi ini merespon buruknya sentimen di Eropa dan AS. Bursa saham Hong Kong tutup akibat mendekatnya badai Nesat. IHSG kami perkirakan akan bergerak melemah.
"Secara teknis terlihat potensi tekanan jual di pasar masih cukup kuat, kisaran pergerakan berada di 3.420-3.550," kata Yanuar.


* Ini Kekuatan Ekonomi Indonesia Hadapi Krisis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala ekonom Danareksa Research Institute, Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan daya beli masyarakat Indonesia masih dalam kondisi bagus.  Daya beli yang bagus tersebut akan menopang pertumbuhan ekonomi nasional di tengah-tengah ketidakstabilan kondisi global.
"Yang paling bagus kalau global ekonomi gonjang-ganjing, kita akan mempertahankan domestic demand. Artinya, kekuatan daya beli masyarakat dalam negeri," ujar Purbaya, di Gedung Menko Perekonomian, Jakarta, Kamis ( 29/9/2011 ).
Menurut survei yang dilakukan oleh Danareksa Research Institute, lanjut dia, indeks kepercayaan konsumen (IKK) nasional berada pada level tertinggi dalam dua tahun terakhir. Artinya, daya beli masyarakat masih cukup kuat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Kondisi ini, menurut Purbaya, tidak dialami oleh Amerika Serikat dan Eropa. "Amerika sama Eropa mengapa takut? Karena IKK-nya levelnya rendah sekali. Artinya, daya beli masyarakatnya mengendur," ujar dia. Ini tidak baik karena sekitar 55-60 persen dari ekonomi AS dan Eropa didorong oleh konsumsi masyarakat.
Jadi, Purbaya memerkirakan belum ada perlambatan ekonomi di Indonesia sampai pertengahan tahun depan. "Karena apa? House hold makin mau belanja. Kedua, bunga berada pada level yang rendah. Ketiga, inflasi juga kira-kira masih akan terkendali," tambah dia.
"Itu yang merupakan kekuatan ekonomi kita," tegas Purbawa.
Ditambah lagi, ekonomi nasional semakin berkurang ketergantungannya terhadap perekonomian global. Ini dilihat dari besaran ekspor pada PDB sekitar 25-26 persen. Sementara pada tahun 2008 sekitar 29,5 persen. "Artinya, ketergantungan kita sudah semakin kecil dibanding sebelumnya. Harusnya kalau tahun 2009 saja global ekonomi resesi betul, kita masih tumbuh 4,6 persen. Harusnya sekarang kalau kita nggak panik dan melakukan kebijakan moneter dengan baik, bisa tumbuh lebih bagus dari 4,6 persen," ujar dia.
Bahkan, ia menuturkan, sekalipun ekonomi global mengalami krisis, ekonomi nasional tetap bisa tumbuh 6 persen.

* Pramono Anung: Orang Berpolitik Kok "Ngambek"
JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua DPR Pramono Anung membantah bahwa Badan Anggaran DPR mogok melaksanakan kewajibannya membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2012 (RAPBN 2012). Sejauh ini, menurutnya, pembahasan anggaran masih terus berjalan.
"Tidak ada mogok. Enggaklah. Orang berpolitik kok ngambek," kata Pramono Anung dalam wawancara di Kompas Petang, Selasa (27/9/2011). Ia mengatakan, pembahasan anggaran masih terus dilakukan di masing-masing komisi seusia asumsi yang diajukan pemerintah. Ia malah mempertanyakan terminologi mogok yang dipakai di sejumlah pemberitaan.
Terkait pengembalian mandat pimpinan Badan Anggaran ke pimpinan DPR, Pramono Anung mengatakan, yang terjadi adalah soal jaminan kepastian agar dapat membahas kebijakan perencanaan anggaran tanpa dibayang-bayangi ancaman pidana hukum. Seperti diketahui, empat anggota pimpinan Badan Anggaran dipanggil KPK secara bersama-sama terkait kasus dugaan suap di Kemennakertrans. Hal tersebut, menurut Pramono Anung, telah menimbulkan persepsi negatif di masyarakat seolah-olah mereka sudah pasti melakukan pelanggaran.
DPR telah mengundang pimpinan KPK, Kejaksaan Agung, dan Badan Perencana Keuangan untuk duduk bersama menyamakan pandangan soal pengawasan anggaran. Rapat yang seharusnya dijadwalkan pada Selasa diundur menjadi Kamis (29/9/2011). Pimpinan DPR sendiri sudah menyepakati bahwa ke depan KPK dan BPK akan diundang dalam setiap rapat pembahasan anggaran. Hal ini untuk mencegah terjadinya kebocoran anggaran sedini mungkin bahwa kalau perlu semua pembahasan terbuka kepada publik.