Sunday, June 23, 2013

KURS


PENGERTIAN KURS DAN MACAM-MACAM KURS

        
Kurs (Nilai Tukar)  Valuta  Asing
Valuta  asing  atau  mata  uang  asing  adalah  alat  pembayaran  luar  negeri. Jika kita mengimpor mobil dari Jepang, kita dapat membayarnya dengan yen. Yen bagi kita merupakan valuta asing. Apabila kita membutuhkan valuta asing, kita  harus  menukarkan  rupiah  dengan  uang  asing  yang  kita  butuhkan. Perbandingan nilai mata uang asing dengan mata uang dalam negeri (rupiah) disebut  kurs.  Adapun  macam-macam kurs  yang  sering  kamu  temui  di  bank atau  tempat  penukaran  uang  asing  (money  changer),  di  antaranya  sebagai berikut:
  • a. Kurs  beli,  yaitu  kurs  yang  digunakan  apabila  bank atau  money  changer membeli valuta asing atau apabila kita akan menukarkan valuta asing yang kita miliki dengan rupiah.
  • b. Kurs  jual,  yaitu  kurs  yang  digunakan  apabila  bank atau  money  changer menjual  valuta  asing  atau apabila kita  akan  menukarkan  rupiah  dengan valuta asing yang kita butuhkan.
  • c. Kurs tengah, yaitu  kurs antara kurs jual dan  kurs beli  (penjumlahan kurs beli dan kurs jual yang dibagi dua).
Fungsi nilai tukar pertama, berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan neraca pembayaran, dengan sasaran akhir menjaga kecukupan cadangan devisa. Kedua adalah untuk menjaga kestabilan pasar domestik.  Ketiga, sebagai instrument moneter khususnya bagi negara yang menerapkan suku bunga dan nilai tukar sebagai sasaran operasional kebijakan moneter. Keempat, adalah sebagai nominal anchor dalam pengendalian inflasi. 
Nilai  kurs  yang sering  digunakan  dalam  pertukaran  valuta  asing  adalah kurs jual dan kurs beli.
Contoh 1
Nona Sabilla mendapat kiriman uang dari pamannya yang bekerja di Amerika Serikat sebesar US$1.000 dan kiriman kakaknya yang bekerja di Jepang sebesar ¥5.000. Kurs jual US$1 = Rp7.200,00 dan ¥1 = Rp240,00;  sedangkan kurs beli US$1  =  Rp7.000,00   dan ¥1  =  Rp250,00. Berapa  rupiah uang  yang akan diterima Nona Sabilla? Oleh karena Nona Sabilla sebagai pemilik valuta asing, Nona Sabilla sebagai orang yang ber niat untuk menukar valuta asingnya atau menjualnya kepada bank atau money changer.
Dengan begitu, kurs yang berlaku adalah kurs beli. Adapun uang yang akan diperolehnya adalah sebagai berikut.
1) US$1.000   x Rp7.000,00 = Rp 7.000.000,00
2) ¥5.000   x Rp250,00 = Rp 1.250.000,00
Jadi, Rp. 7.000.000,00 + Rp. 1.250.000,00 = Rp 8.250.000,00
Contoh 2
Jika Tuan Hanif memiliki uang rupiah sebesar Rp10.080.000,00, kemudian ia ingin menukarkannya dengan dolar atau dengan yen, berapa dolar atau yen yang akan ia peroleh? Oleh karena Tuan Hanif sebagai pemilik rupiah yang akan ditukar dengan valuta asing, maka  bank sebagai penjual dolar  atau  yen kepada Tuan Hanif.
Dengan demikian, kurs yang akan digunakan adalah kurs jual.  Jumlah uang asing yang akan diperoleh Tuan Hanif adalah sebagai
berikut.
1) Dolar = Rp10.080.000,00 : Rp7.200,00 = US$1.400.
2) Yen =  Rpl0.080.000,00 : Rp240,00 = ¥42.000



www.studentsite.gunadarma.ac.id

Sunday, June 9, 2013

Pengertian dan Dampak Inflasi - Overstatement

Arti Inflasi
Inflasi adalah suatu keadaan di mana harga barang-barang secara umum mengalami kenaikan dan berlangsung dalam waktu yang lama terus-menerus. Harga barang yang ada mengalami kenaikan nilai dari waktu-waktu sebelumnya dan berlaku di mana-mana dan dalam rentang waktu yang cukup lama.

Dampak Sosial Dari Inflasi
Inflasi dapat menyebabkan gangguan pada stabilitas ekonomi di mana para pelaku ekonomi enggan untuk melakukan spekulasi dalam perekonomian. Di samping itu inflasi juga bisa memperburuk tingkat kesejahteraan masyarakat akibat menurunnya daya beli masyarakat secara umum akibat harga-harga yang naik. Selain itu distribusi pendapatan pun semakin buruk akibat tidak semua orang dapat menyesuaikan diri dengan inflasi yang terjadi. Dijelaskan banyak pengertian inflasi yang disampaikan para ahli. Inflasi menurut A.P. Lehnerinflasi adalah keadaan dimana terjadi kelebihan permintaan (Excess Demand) terhadap barang-barang dalam perekonomian secara keseluruhan. Ahli yang lain yaituAckley memberi pengertian inflasi sebagai suatu kenaikan harga yang terus menerus dari barang dan jasa secara umum (bukan satu macam barang saja dan sesaat).

Sedangkan menurut Boediono, inflasi sebagai kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada atau mengakibatkan kenaikan sebagian besar dari barang-barang lain.
Inflasi dapat di artikan sebagai suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus atau inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukkan inflasi. Inflasi dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-mempengaruhi.

JENIS INFLASI

Menurut Penyebab Awal Inflasi :

Demand-Pull Inflation
Yaitu Inflasi yang disebabkan karena permintaan masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat (sering disebut dengan inflasi murni).

Cost-Push Inflation
Cost push inflation ditandai dengan kenaikan harga serta turunnya produksi. Jadi inflasi yang dibarengi dengan resesi. Keadaan ini timbul dimulai dengan adanya penurunan dalam penawaran total (agregate supply) sebagai akibat kenaikan biaya produksi. Kenaikan produksi akan menaikkan harga dan turunnya produksi.

Inflasi Permintaan dan Penawaran
Inflasi ini disebabkan kenaikan permintaan di satu sisi dan penawaran di sisi lain. Timbulnya inflasi karena antara pelaku permintaan dan penawaran yang tidak seimbang artinya jika permintaan barang bertambah sementara penyediaan barang mengalami kekurangan

Berdasarkan Asal Inflasi

Pengaruh kejadian ekonomi di dalam negeri
Inflasi ini terjadi karena pengaruh kejadian ekonomi yang terjadi di dalam negeri, misalnya terjadinya defisit anggaran belanja negara yang secara terus menerus di atas dengan mencetak uang. Hal ini menyebabkan jumlah uang yang dibutuhkan di masyarakat melebihi transaksinya dan ini menyebabkan nilai uang menjadi rendah dan harga barang meningkat.

Imported Inflation atau inflasi yang tertular dari luar negeri.
Inflasi ini disebabkan oleh kenaikan harga barang ekspor seperti teh dan kopi di luar negeri (negara tujuan ekspor), harganya mengalami kenaikan dan ini membawa pengaruh terhadap harga di dalam negeri.
Jenis – jenis Inflasi Menurut Kenaikan Harga - harga

Berdasarkan kepada sumber atau penyebab kenaikan harga-harga yang berlaku , inflasi biasanya dibedakan kepada tiga bentuk berikut :
1. Inflasi tarikan pemerintah
2. Inflasi desakan biaya
3. Inflasi diimpor

Pengertian
Inflasi Tarikan Pemerintah
Inflasi ini biasanya terjadi pada masa perekonomian berkembang dengan pesat.Kesempatan kerja yang tinggi menciptakan pendapatan tinggi yang selanjutnya menimbulkan pengeluaran yang melebihi kemampuan ekonomi mengeluarkan barang dan jasa.Pengeluaran ini dapat menimbulkan inflasi.
Disamping dalam masa perekonomian berkembang pesat , inflasi tarikan permiantaan juga bisa bersalu pada masa ketidakstabilan politik yang terus menerus.Dalam masa seperti ini pemerintah belanja jauh melebihi pajak yang di pungutnya.Untuk membiayai kelebihan pengeluaran tersebut pemerintah terpaksa mencetak uang atau meminjam dari bank sentral. Pengeluaran pemerintah agregat akan akan mewujudkan melebihi kemampuan ekonomi tersebut menyediakn barang dan jasa.Maka keadaan ini inflasi.

Inflasi Desakan Biaya
Inflasi ini berlaku dalam masa perekonomian berkembang dengan pesat ketika tingkat pengangguran adalah rendah.Apabila perusahan – perusahan masih menghadapi permintaan yang bertambah , mereka akan berusaha menaikkan produksi dengan cara memberikan gaji dan upah yang lebih tinggi kepada pekerjanya dan mencari pekerja baru dengan tawaran dengan pembayaran gaji dan upah yang tinggi ini.Langkah ini menyebabkan biaya produksi meningkat yang akhirnya menyebabkan kenaikan harga – harga berbagai barang.

Inflasi Di Impor
Inflasi dapat juga bersumber dari kenaikan harga – harga barang yang di impor.Inflasi ini akan wujud apabila barang – barang yang diimporyang mengalami kenaikan harga mempunyai persanan yang penting dalam kegiatan pengeluaran perusahaan – perusahaan.Satu contoh hal yang nyata dari inflasi ini adalahefek kenaikan harga minyak dalam tahun 1970an kepada perekonomian Negara – Negara baratpengimpor barang lainnya.Minyak penting artinya dalam proses proses barang – barang industri.Maka kenaikan harga minyak tersebut menaikkan biaya produksi , dan kenaikan biaya produksi mengakibatkan kenaikan harga –harga. Contoh lain dari peristiwa ini stagflasi adalah keadaan dalam ekonomi Indonesia sesudah krisis ekonomi asia pada tahun 1997. Pada tahun berikutnya pendapatan nasional Indonesia menurun sebesar 13 persen, penganguran mengalami kenaikan yang sangat nyata dan tingkat inflasi mencapai 70 persen .Stagflasi ini berlaku sebagai akibat kemerosatan nilai rupiah yang sangat besar dan ketidakstabilan politik yang ditimbulkan oleh penurunan nilai mata uang yang dratis tersebut.

MASALAH INFLASI (KENAIKAN HARGA )
Masalah yang terus mendapat perhatian dari pemerintah adalah masalah inflasi.Tujuan jangka panjang pemerintah adalah menjaga agar tingkat inflasi yang berlaku berada pada tingkat yang sangat rendah.Tingkat inflasi nol persen bukanlah tujuan utama kebijakan pemerintah karena itu sangatlah sukar untuk di capai.Yang paling penting untuk diusahakan adalah menjaga agar tingkat inflasi tetap rendah.
Ada kalanya tingkat inflasi meningkat tiba-tiba atau wujud akibat suatu peristiwa tertentu yang berlaku di luar ekspentasi pemerintah . misalnya efek dari pengurangan nilai uang yang sangat besar atau ketidakstabilan politik.Menghadapi masalah inflasi yang bertambah cepat ini pemerintah akan menyusun langkah-langkah yang bertujuan untuk mengatasi masalah inflasi yang bertambah cepat tingkatnya.
Berdasarkan kepada tingkat kelajuan kenaikan harga-harga yang berlaku , inflasi dapat dibedakan kepada tiga golongan :
1. Inflasi merayap
2. inflasi sederhana ( moderato )
3. Hiperinflasi

Pengertian 

Inflasi Merayap
Inflasi merayap adalah proses kenaikan harga-harga yang lambat jalnnya.Yang di golongkan kepada inflasi ini adalah kenaikan harga-harga yang tingkatnya tidak melebihi dua atau tiga persen setahun.

Hiperinflasi adalah proses kenaikan harga-harga yang sangat cepat , yang menyebabkan tingkat harga menjadi dua atau beberapa kali lipay dalam masa yang singkat . Di Indonesia sebagi contoh , pada tahun 1965 tingkat inflasi adalah 500 persen dan pada tahun 1966 ia telah mencapai 650 persen.dan inflasi seperti ini di golongkan sebagai inflasi sederhana atau moderate inflation.

Inflasi Merayap dan Pertumbuhan Ekonomi
Segolongan ahli ekonomi berpendapat bahwa inflasi merayap adalah diperlukan untuk menggalakkan perkembangan ekonomi.Menurut mereka harga barang pada umumnya naik dengan tingkat yang lebih tinggi dari kenaikan upah.Maka dalam inflasi merayap upah tidak berubah atau naik dengan tingkat yang lebih rendah dari inflasi.sebagai akibatnya kenaikan harga-harga yang berlaku terutama mengakibatkan pertumbuhan dalam keuntungan perusahaan-perusahaan.Untung yang sangat besar akan menggalakkan pertambahan investasi.

Hiperinflasi
Sumber Wujud Hiperinflasi
Hiperinflasi seringkali berlaku dalam perekonomian yang sedang mengalami perang atau kekacauan politik dalam negaranya.Dalam masa-masa seperti ini pemerintah terpaksa menambah pengeluaran yang jauh melebihi pajak yang di pungutnya.Salah satu caranya adalah meminjam dari bank sentral atau mewajibkan bank sentral mencetak lebih banyak uang pembelanjaan pemerintah yang berlebihan tersebut mempercepat pertambahan pengeluaran agregat.Pada umumnya sector perusahaan tidak akan mapu menghadapi kenaikan pengeluaran yang sangat berlebihan , dan sebagai akibatnya harga-harga akan naik dengan cepat. Apabila inflasi yang tinggi tingkatnya ini berjalan terus menerus , tingkat kegiatan ekonomi akan semakin menurun dan ini menyebabkan pendapatan nasional mengalami kemunduran dan pengangugran semakin meningkat . Ini berarti hiperinflasi cenderung mewujudkan stagfasi.

Efek Buruk Inflasi
Kenaikan harga-harga yang tinggi dan terus menerus bukan saja menimbulkan bebrapa efek buruk ke atas kegiatan ekonomi , tetapi juga kepada kemakmuran individu dan masyarakat.

Cara mengatasi inflasi
Usaha untuk mengatasi terjadinya inflasi harus dimulai dari penyebab terjadinya inflasi supaya dapat dicari jalan keluarnya. Secara teoritis untuk mengatasi inflasi relatif mudah, yaitu dengan cara mengatasi pokok pangkalnya, mengurangi jumlah uang yang beredar.
Berikut ini kebijakan yang diharapkan dapat mengatasi inflasi:
1. Kebijakan Moneter, segala kebijakan pemerintah di bidang moneter dengan tujuan menjaga kestabilan moneter untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Kebijakan ini meliputi:
a. Politik diskonto, dengan mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menaikan suku bunga bank, hal ini diharapkan permintaan kredit akan berkurang.
b. Operasi pasar terbuka, mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menjual SBI
c. Menaikan cadangan kas, sehingga uang yang diedarkan oleh bank umum menjadi berkurang
d. Kredit selektif, politik bank sentral untuk mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara memperketat pemberian kredit
e. Politik sanering, ini dilakukan bila sudah terjadi hiper inflasi, ini pernah dilakukan BI pada tanggal 13 Desember 1965 yang melakukan pemotongan uang dari Rp.1.000 menjadi Rp.1
2. Kebijakan Fiskal, dapat dilakukan dengan cara:
a. menaikkan tarif pajak, diharapkan masyarakat akan menyetor uang lebih banyak kepada pemerintah sebagai pembayaran pajak, sehingga dapat mengurangi jumlah uang yang beredar.
b. Mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah
c. Mengadakan pinjaman pemerintah, misalnya pemerintah memotong gaji pegawai negeri 10% untuk ditabung, ini terjadi pada masa orde lama.
3. Kebijakan Non Moneter, dapat dilakukan melalui:
a. Menaikan hasil produksi, Pemerintah memberikan subsidi kepada industri untuk lebih produktif dan menghasilkan output yang lebih banyak, sehingga harga akan menjadi turun.
b. Kebijakan upah, pemerintah menghimbau kepada serikat buruh untuk tidak meminta kenaikan upah disaat sedang inflasi.
c. Pengawasan harga, kebijakan pemerintah dengan menentukan harga maksimum bagibarang- barang tertentu.


Sumber : www.google.com


www.studentsite.gunadarma.ac.id