Friday, January 1, 2010

batik indonesia

“BATIK DI AKUI UNESCO & JENIS BATIK DI INDONESIA”
Kata “batik” berasal dari gabungan dua kata bahasa Jawa: “amba”, yang bermakna “menulis” dan “titik” yang bermakna “titik”.

Pasca Pengukuhan Batik Oleh UNESCO dan Dampaknya
Jakarta –Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono telah mendeklarasikan pengukuhan batik yang diharapkan masuk dalam daftar representatif budaya tak benda warisan manusia (Representative List of Intangible Cultural Heritage) UNESCO sekitar satu jam setelah pengumuman resminya di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Jumat esok (2/10).
Pihaknya yakin batik Indonesia akan masuk dalam daftar representatif budaya tak benda warisan manusia di UNESCO, karena Indonesia telah memperjuangkannya melalui proses yang panjang dan hanya tinggal menunggu legitimasi dari hasil pembahasan kelayakan dalam sidang di Abu Dhabi yang berlangsung 28 September hingga 2 Oktober 2009.
Yogyakarta–Pengakuan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) terhadap batik sebagai warisan budaya dunia ternyata berpengaruh signifikan terhadap penjualan batik di Indonesia khususnya di Yogyakarta.

Berdasarkan data Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Yogyakarta, peningkatan penjualan batik di Yogyakarta pasca pengkuan UNESCO mencapai 30 persen. Ketua Dekranasda Kota Yogyakarta, Dyah Suminar, mengatakan bahwa pasca pengakuan tersebut,batik semakin diminati oleh banyak kalangan.
Praha – Isteri Presiden Republik Ceko, Ibu Livia Klausova, mengagumi keindahan batik Indonesia. Gayung pun bersambut. Ibu Klausova dihadiahi perangkat taplak meja batik.

Kekaguman Ibu Negara Republik Ceko tersebut diungkapkan saat berkunjung ke stan Indonesia pada International Christmas Bazar, yang diselenggarakan oleh organisasi isteri Duta Besar di Hotel Hilton, Praha, (13/12/2009).
International Christmas Bazar menurut Konselor Azis Nurwahyudi tahun ini diikuti oleh 47 negara dan beberapa organisasi internasional yang berada di Praha seperti UNHCR dan UNICEF, serta dihadiri oleh sekitar 8.000 pengunjung. Hasil kegiatan ini akan disumbangkan kepada 30 organisasi kemanusiaan di seluruh Ceko.
Jenis-Jenis Batik Yang Ada Di Indonesia
Jenis-jenis batik memiliki beberapa motif antara lain: motif batik dari Aceh ada Pintu Aceh, Cakra Doenya, Bungong Jeumpa. Dari Riau ada Itik Pulang Petang, Kuntum Bersanding, Awan Larat dan Tabir. Batik dari Jawa diantaranya Jelaprang (Pekalongan), Sida Mukti, Sida Luhur (Solo), Patran Keris, Paksinaga Liman, Sawat Penganten (Cirebon), dll.
Arti kata batik: para sarjana ahli seni rupa, baik yang berkebangsaan Indonesia maupun yang bangsa asing, belum mencapai kata sepakat tentang apa sebenarnya arti kata batik itu. Ada yang mengatakan bahwa sebutan batik berasal dari kata tik yang terdapat di dalam kata titik. Titik berarti juga tetes. Memang di dalam membuat kain batik dilakukan pula penetesan lilin di atas kain putih. Ada juga yang mencari asal kata batik di dalam sumber-sumber tertulis kuno. Menurut pendapat ini, kata batik dihubungkan dengan kata tulis atau lukis. Dengan demikian, asal mula batik dihubungkan pula dengan seni lukis dan gambar pada umumnya. Bagainmana cara membuat batik itu.
Cara membatik: alat untuk membatik ialah canting. Terbuat dari bambu, berkepala tembaga serta bercerat atau bermulut, canting ini berfungsi seperti sebuah pulpen. Canting ini dipakai untuk menyendok lilin cair yang panas, yang dipakai sebagain bahan penutup atau perlindung terhadap zat warna. Sebelum pembatik melelehkan lilin di kain putih, banyak langkah yang harus dilalui dulu oleh kain itu. Perkerjaan persiapan berupa pencelupan dalam minyak tumbuh-tumbuhan serta larutan soda, gunanya untuk memudahkan lilin melekat dan zat warna meresap.
Setiap kali kain hendak diberi warna lain, bagian-bagian yang tidak boleh kena zat warna ditutup dengan lilin, sehingga makin banyak warna yang dipakai untuk menghias kain batik, makin lama juga pekerjaan menutup itu. Pada taraf yang penghabisan lilin dibuang dengan merebus kain dalam air mendidih. Sesudah itu kain batik keluar dengan warna-warnanya yang indah serta pola-polanya yang terpilih.
Batik Trusmi Cirebon
Secara umum batik Cirebon termasuk kedalam kelompok batik Pesisiran, namun juga sebagian batik Cirebon termasuk dalam kelompok batik keraton. Hal ini dikarenakan Cirebon memiliki dua buah keraton yaitu Keratonan Kasepuhan dan Keraton Kanoman, yang konon berdasarkan sejarah dari dua keraton ini muncul beberapa desain batik Cirebonan Klasik yang hingga sekarang masih dikerjakan oleh sebagian masyarakat desa Trusmi diantaranya seperti motif Mega Mendung, Paksinaga Liman, Patran Keris, Patran Kangkung, Singa Payung, Singa Barong, Banjar Balong, Ayam Alas, Sawat Penganten, Katewono, Gunung Giwur, Simbar Menjangan, Simbar Kendo dan lain-lain.
Batik Cirebonan Pesisiran sangat dipengaruhi oleh karakter masyarakat pesisiran yang pada umumnya memiliki jiwa terbuka dan mudah menerima pengaruh budaya asing. Perkembangan pada masa sekarang, pewarnaan yang dimiliki oleh batik Cirebonan lebih beraneka warna dan menggunakan unsur-unsur warna yang lebih terang dan cerah, serta memiliki bentuk ragam hias yang bebas dengan memadukan unsur binatang dan bentuk-bentuk flora yang beraneka rupa.
Beberapa hal penting yang bisa dijadikan keunggulan atau juga merupakan ciri khas yang dimiliki oleh batik Cirebon adalah sbb:
a. Desain batik Cirebonan yang bernuansa klasik tradisional pada umumnya selalu mengikut sertakan motif wadasan (batu cadas) pada bagian-bagian motif tertentu. Disamping itu terdapat pula unsur ragam hias berbentuk awan (mega) pada bagian-bagian yang disesuaikan dengan motif utamanya.
b. Batik Cirebonan klasik tradisional selalu bercirikan memiliki warna pada bagian latar (dasar kain) lebih muda dibandingkan dengan warna garis pada motif utamanya.
c. Bagian latar atau dasar kain biasanya nampak bersih dari noda hitam atau warna-warna yang tidak dikehendaki pada proses pembuatan. Noda dan warna hitam bisa diakibatkan oleh penggunaan lilin batik yang pecah, sehingga pada proses pewarnaan zat warna yang tidak dikehendaki meresap pada kain.
d. Garis-garis motif pada batik Cirebonan menggunakan garis tunggal dan tipis (kecil) kurang lebih 0,5 mm dengan warna garis yang lebih tua dibandingkan dengan warna latarnya. Hal ini dikarenakan secara proses batik Cirebon unggul dalam penutupan (blocking area) dengan menggunakan canting khusus untuk melakukan proses penutupan, yaitu dengan menggunakan canting tembok dan bleber (terbuat dari batang bambu yang pada bagian ujungnya diberi potongan benang-benang katun yang tebal serta dimasukkan pada salah satu ujung batang bambu).
e. Warna-warna dominan batik Cirebonan klasik tradisional biasanya memiliki warna kuning (sogan gosok), hitam dan warna dasar krem, atau berwarna merah tua, biru tua, hitam dengan dasar warna kain krem atau putih gading.
f. Batik Cirebonan cenderung memilih sebagian latar kainnya dibiarkan kosong tanpa diisi dengan ragam hias berbentuk tanahan atau rentesan (ragam hias berbentuk tanaman ganggeng). Bentuk ragam hias tanahan atau rentesan ini biasanya digunakan oleh batik-batik dari Pekalongan.
Batik Pekalongan
Meskipun tidak ada catatan resmi kapan batik mulai dikenal di Pekalongan, namun menurut perkiraan batik sudah ada di Pekalongan sekitar tahun 1800. Bahkan menurut data yang tercatat di Deperindag, motif batik itu ada yang dibuat 1802, seperti motif pohon kecil berupa bahan baju.

Namun perkembangan yang signifikan diperkirakan terjadi setelah perang besar pada tahun 1825-1830 di kerajaan Mataram yang sering disebut dengan perang Diponegoro atau perang Jawa. Dengan terjadinya peperangan ini mendesak keluarga kraton serta para pengikutnya banyak yang meninggalkan daerah kerajaan. Mereka kemudian tersebar ke arah Timur dan Barat. Kemudian di daerah – daerah baru itu para keluarga dan pengikutnya mengembangkan batik. beberapa jenis motif batik hasil pengaruh dari berbagai negara tersebut yang kemudian dikenal sebagai identitas batik Pekalongan. Motif itu, yaitu batik Jlamprang, diilhami dari Negeri India dan Arab. Lalu batik Encim dan Klengenan, dipengaruhi oleh peranakan Cina. Batik Belanda, batik Pagi Sore, dan batik Hokokai, tumbuh pesat sejak pendudukan Jepang.
Pasang surut perkembangan batik Pekalongan, memperlihatkan Pekalongan layak menjadi ikon bagi perkembangan batik di Nusantara. Ikon bagi karya seni yang tak pernah menyerah dengan perkembangan zaman dan selalu dinamis. Kini batik sudah menjadi nafas kehidupan sehari-hari warga Pekalongan dan merupakan salah satu produk unggulan. Hal itu disebabkan banyaknya industri yang menghasilkan produk batik. Karena terkenal dengan produk batiknya, Pekalongan dikenal sebagai KOTA BATIK. Julukan itu datang dari suatu tradisi yang cukup lama berakar di Pekalongan. Selama periode yang panjang itulah, aneka sifat, ragam kegunaan, jenis rancangan, serta mutu batik ditentukan oleh iklim dan keberadaan serat-serat setempat, faktor sejarah, perdagangan dan kesiapan masyarakatnya dalam menerima paham serta pemikiran baru.
Batik Aceh
Kekhasan batik Aceh terletak pada penggunaan unsur alam dan budaya dalam paduan warna-warna berani, seperti merah, hijau, kuning dan sebagainya sehingga terkesan glamour dan indah. Selain itu, motif batik Aceh mengandung makna falsafah hidup masyarakat dan kepribadian orang Aceh. Misalnya motif pintu mengandung makna kepribadian orang Aceh yang memiliki adat istiadat yang tidak mudah terbuka dengan orang asing, tetapi akan menjadi akrab bila sudah saling mengenal satu sama lain. Pada umumnya ukuran pintu orang Aceh relative rendah, namun didalam ruangan utama lapang. Motif lainnya adalah motif tolak angin yang mengandung arti bahwa orang Aceh cenderung mudah menerima perbedaan. Pada rumah-rumah adat orang Aceh, terdapat banyak ventilasi udara. Motif lain yang sering dijumpai adalah motif bunga Jeumpa dan bunga Kantil yang berbentuk indah serta motif Rencong yang merupakan senjata khas rakyat Aceh. Pengaruh Islam juga mempengaruhi motif-motif batik Aceh, seperti ragam hias yang berbentuk garis, melingkar dan sulur.
Dibandingkan dengan orang Jawa, identitas batik sangat lekat pada dua hal yakni motif batik dan tradisi membatik dengan menggunakan canting dan malam (sejenis lilin yang menggunakan zat pewarna). Sedang di Aceh, meski ada produk batik Aceh dan motif khas Aceh tetapi tidak dikenal tradisi membatik seperti halnya yang dilakukan orang Jawa. Batik Aceh diproduksi bukan melalui tangan-tangan trampil membatik orang Aceh tetapi dari mesin-mesin pencetak batik.

empat jenis adat minangkabau

EMPAT JENIS ADAT DI MINANGKABAU

1. Adat Minangkabau terdiri atas empat jenis yaitu :

1. Adat nan sabana Adat
2. Adat nan diadatkan oleh nenek moyang.

Kedua jenis Adat pada a dan b hukumnya babuhua mati (tidak boleh dirobah-robah walau dengan musyawarah mufakat sekalipun ).

1. Adat teradat.
2. Adat Istiadat.

Kedua jenis Adat pada c dan d hukumnya babuhua sentak (boleh dirobah-robah asal dengan melalui musyawarah mufakat).

1. Adat nan sabana adat.

* Adat nan sabana Adat, adalah ketentuan hukum, sifat yang terdapat pada alam benda, flora dan fauna, maupun manusia sebagai ciptaan-Nya (Sunatullah). Adat nan sabana Adat ini adalah sebagai “SUMBER” hukum Adat Minangkabau dalam menata masyarakat dalam segala hal. Dimana ketentuan alam tersebut adalah aksioma tidak bisa dibantah kebenarannya. Sebagai contoh dari benda Api dan Air, ketentuannya membakar dan membasahkan. Dia akan tetap abadi sampai hari kiamat dengan sifat tersebut, kecuali Allah sebagai sang penciptanya menentukan lain (merobahnya).
* Alam sebagai ciptaan-Nya bagi nenek moyang orang Minangkabau yakni Datuak perpatiah nan sabatang dan datuak ketumanggungan diamati, dipelajari dan dipedomani dan dijadikan guru untuk mengambil iktibar seperti yang disebutkan dalam pepatah-petitih Adat :

” Panakiak pisau sirawik,
ambiak galah batang lintabuang,
silodang ambiakkan niru,
nan satitiak jadikan lawik,
nan sakapa jadikan gunuang,
Alam Takambang Jadi Guru. “

1. Adat nan diadatkan oleh nenek-moyang

* Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya diatas yakni dengan meneliti, mempedomani, mempelajari alam sekitarnya oleh nenek-moyang orang Minangkabau, maka disusunlah ketentuan-ketentuan alam dengan segala fenomena-fenomenanya menjadi pepatah-petitih, mamang, bidal, pantun dan gurindam Adat dengan mengambil perbandingan dari ketentuan alam tersebut, kemudian dijadikan menjadi kaidah-kaidah sosial untuk menyusun masyarakat dalam segala bidang seperti : ekonomi, sosial budaya, hukum, politik, keamanan, pertahanan dan sebagainya.
* Karena pepatah-petitih tersebut dicontoh dari ketentuan alam sesuai dengan fenomenanya masing-masing, maka kaidah-kaidah tersebut sesuai dengan sumbernya tidak boleh dirobah-robah walau dengan musyawarah mufakat sekalipun. Justru kedua jenis Adat pada huruf a dan b karena tidak boleh dirobah-robah disebut dalam pepatah :
* Karena pepatah-petitih tersebut dicontoh dari ketentuan alam sesuai dengan fenomenanya masing-masing, maka kaidah-kaidah tersebut sesuai dengan sumbernya tidak boleh dirobah-robah walau dengan musyawarah mufakat sekalipun. Justru kedua jenis Adat pada huruf a dan b karena tidak boleh dirobah-robah disebut dalam pepatah :

“Adat nan tak lakang dek paneh,
tak lapuak dek hujan,
dianjak tak layua,
dibubuik tak mati,
dibasuah bahabih aia,
dikikih bahabih basi”.

Artinya adalah ” Kebenaran dari hukum alam tersebut “. Selama Allah SWT, sebagai sang pencipta ketentuan alam tersebut tidak menentukaan lain, maka ketentuan alam tersebut tetap tak berobah, contoh pepatah :

” lawik barombak,
gunuang bakabuik,
lurah baraia,
api mambaka,
aia mambasahkan,
batuang babuku, >br> karambia bamato,
batuang tumbuah dibukunyo,
karambia tumbuah dimatonyo “.

Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa ” Adat nan diadatkan nenek moyang ” adalah merupakan pokok-pokok hukum dalam mengatur masyarakat MinangKabau dalam segala hal, yang diadatkan semenjak dahulu sampai sekarang. Uraian secara agak mendasar kita kemukakan dalam halaman selanjutnya pada kaidah-kaidah dalam pepatah-petitih, mamang, bidal, pantun, dan gurindam Adan nantinya. Pepatah-petitih, mamang bidal, pantun dan gurindam Adat yang disusun dari ketentuan-ketentuan alam dengan dengan segala fenomenanya itu berguna untuk “mengungkapkan” segala segala sesuatu dalam pergaulan seperti : Menyuruh, melarang, membolehkan, ke-baikan, keburukan, akibat yang baik, akibat yang buruk, kebenaran, keadilan, kemakmuran, kerusuhan, kebersamaan, keterbukaan, persatuan dan kesatuan, bahaya yang menimpa, kesenangan, kekayaan, kemiskinan, kepemimpinan, kepedulian, rasa sosial, keluarga, masyarakat, moral dan akhlak, dan sebagainya.

1. Adat Teradat

* Adat teradat adalah peraturan-peraturan yang dibuat oleh penghulu-penghulu Adat dalam suatu nagari, peraturan guna untuk melaksanakan pokok-pokok hukum yang telah dituangkan oleh nenek moyang (Dt. Perpatiah Nan Sabatang dan Dt. Ketumanggungan) dalam pepatah-petitih Adat. Bagaimana sebaiknya penetapan aturan-aturan pokok tersebut dalam kehidupan sehari-hari dan tidak bertentangan dengan aturan-aturan pokok yang telah kita warisi secara turun-temurun dari nenek-moyang dahulunya. Sebagai contoh kita kemukakan beberapapepatah-petitih, mamang, bidal, Adat yang telah diadatkan oleh nenek moyang tersebut diatas seperti :

” Abih sandiang dek Bageso,
Abih miyang dek bagisiah”.

Artinya nenek-moyang melalui pepatah ini melarang sekali-kali jangan bergaul bebas antara dua jenis yang berbeda sebelum nikah (setelah Islam) atau kawin (sebelum Islam).

- Untuk terlaksananya ketentuan larangan ini oleh anggota masyarakat, maka pemimpin-pemimpin adat di suatu nagari bermusyawarah untuk mufakat dengan hasil mufakat bulat. Dilarang bagi kaum wanita remaja keluar malam setelah jam delapan, kecuali ditemani oleh orang tuanya. Peraturan ini hanya berlaku di nagari tersebut saja, belum tentu tidak berlaku pada nagari lainnya. (desebut juga Adat Salingka nagari).

” lain nagari lain adatnyo,
lain padang lain belalangnyo,
lain lubuak lain ikannyo”.

- Setiap perkawinan kaidah pokok dari nenek-moyang

” ayam putiah tabang siang,
basuluah matohari,
bagalanggang mato rang banyak,
datang bajapuik pai baanta,
arak sapanjang labuah,
iriang sapanjang jalan”.

Untuk pelaksanaan aturan pokok tentang perkawinan ini, maka nagari-nagari penghulunya membuat peraturan pelaksanaan melalui musyawarah mufakat. Ada dengan ketentuan “ada nagari yang membuat keputusan pelaksanaan jemput antar disiang hari, ada pula dimalam hari dengan mengutamakan seluruh masyarakat mengetahui bahwa sipolan dengan sipolin telah nikah. Ada pula keputusan penghulu disuatu nagari yang membuat peraturan seperti : Kedua marapulai diarak dengan pakaian yang diatur pula dengan musyawarah. Aturan Adat ini belum tentu sama dengan aturan nagari lainnya.

* Begitupun peresmian ” S a k o ” (gelar pusaka) kaum atau penghulu, ada nagari yang memotong kerbau, ada banteng, ada kambing, ada dengan membayar uang adat kenagari yang bersangkutan. Semuanya adalah aturan pelaksanaan dari peresmian satu gelar pusaka kaum (Sako) yang diambil keputusannya melalui musyawarah mufakat. dan lain sebagainya.

” Lain lubuak lain ikannyo, lain padang lain balalangnyo”.

d. Adat Istiadat

1. Adat Istiadat adalah peraturan-peraturan yang juga dibuat oleh penghulu-penghulu disuatu nagari melalui musyawarah mufakat sehubungan dengan sehubungan dengan “KESUKAAN” anak nagari seperti kesenian, olah raga, pencak silat randai, talempong, pakaian laki-laki, pakaian wanita, barang-barang bawaan kerumah mempelai, begitupun helat jamu meresmikan “S a k o” itu tadi. Begitu pula Marawa, ubur-ubur, tanggo, gabah-gabah, pelamina dan sebagainya yang berbeda-beda disetiap nagari. Juga berlaku pepatah yang berbunyi :

” Lain lubuak lain ikannyo, lain padang lain balalangnyo, lain nagari lain adatnyo (Istiadatnya) “.

* Kedua jenis adat nan teradat dan Adat Istiadat tersebut adalah peraturan pelaksanaan dari aturan-aturan pokok yang telah diciptakan oleh nenek-moyang, dimana dua macam jenis huruf c dan d “Adat nan babuhua sentak” artinya : aturan Adat yang dapat dirobah, dikurangi, ditambah dengan melalui musyawarah mufakat dan selama tidak bertentangan dengan pokok hukum yang telah dituangkan dalam pepatah-petitiah ciptaan nenek-moyang (kato Pusako) Adat.

Namun keempat jenis Adat tersebut merupakan suatu kesatuan yang tak dapat dipisahkan satu dengan yang lain, secara utuh disebut ( ADAT ISTIADAT MINANGKABAU ).

asal mula suku dayak

Suku Dayak adalah Suku asli Kalimantan yang hidup berkelompok dan tinggal di daerah pedalaman seperti di gunug dan sebagainya. Kata Dayak itu sendiri sebenarnya diberikan oleh orang-orang Melayu yang datang ke Kalimantan. Orang Dayak sendiri sebenarnya keberatan memakai nama Dayak, sebab lebih diartikan agak negatif. Padahal, semboyan orang Dayak adalah“Menteng Ueh Mamut”, yang bearti seseorang yang memiliki kekuatan gagah berani, serta tidak mengenal menyerah atau pantang mundur.

ASAL MULA SUKU DAYAK

Pada tahun 1977-1978 saat itu benua Asia dan pulau Kalimantan merupakan bagian nusantara yang menyatu yang memungkinkan ras mongoloid dari asia mengembara melalui daratan dan sampai di Kalimantan dengan melintasi pegunungan yang sekarang disebut pegunungan “Muller-Schwaner”. Suku Dayak merupakan penduduk Kalimantan yang sejati. Namun setelah orang-orang Melayu dari Sumatra dan Semenanjung Malaka datang, mereka makin lama makin mundur ke dalam.

Belum lagi kedatangan orang-orang Bugis, Makasar, Jawa pada masa kejayaan Kerajaan Majapahit, suku Dayak hidup terpencar-pencar diseluruh wilayah Kalimantan dalam rentang waktu yang lama,mereka harus menyebar menelusuri sungai-sungai hingga ke hilir kemudian mendiami pesisir pulau Kalimantan.Suku ini terdiri atas beberapa suku yang masing-masing memiliki sifat dan perilaku yang brebeda-beda.

uku Dayak pernah membangun sebuah kerajaan. Dalam tradisi lisan Dayak, sering disebut ”Nansarunai Usak Jawa”, yakni sebuah kerajaan Dayak Nansarunai yang hancur oleh Majapahit, yang diperkirakan terjadi antara tahun 1309-1389 (Fridolin Ukur,1971). Kejadian tersebut mengakibatkan suku Dayak terdesak dan terpencar, sebagian masuk daerah pedalaman. Arus besar berikutnya terjadi pada saat pengaruh Islam yang berasala dari kerajaan Demak bersama masuknya para pedagang Melayu (sekitar tahun 1608).

Sebagian besar suku Dayak memeluk Islam dan tidak lagi mengakui dirinya sebagai orang Dayak, tapi menyebut dirinya sebagai orang Melayu atau orang Banjar. Sedangkan orang Dayak yang menolak agama Islam kembali menyusuri sungai, masuk ke pedalaman di Kalimantan Tengah, bermukim di daerah-daerah Kayu Tangi, Amuntai, Margasari, Watang Amandit, Labuan Lawas dan Watang Balangan. Sebagain lagi terus terdesak masuk rimba. Orang Dayak pemeluk Islam kebanyakan berada di Kalimantan Selatan dan sebagian Kotawaringin, salah seorang Sultan Kesultanan Banjar yang terkenal adalah Lambung Mangkurat sebenarnya adalah seorang Dayak (Ma’anyan atau Ot Danum).

Tidak hanya dari nusantara, bangsa-bangsa lain juga berdatangan ke Kalimantan. Bangsa Tionghoa diperkirakan mulai datang ke Kalimantan pada masa Dinasti Ming tahun 1368-1643. Dari manuskrip berhuruf kanji disebutkan bahwa kota yang pertama di kunjungi adalah Banjarmasin. Tetapi masih belum jelas apakah bangsa Tionghoa datang pada era Bajarmasin (dibawah hegemoni Majapahit) atau di era Islam.

Kedatangan bangsa Tionghoa tidak mengakibatkan perpindahan penduduk Dayak dan tidak memiliki pengaruh langsung karena langsung karena mereka hanya berdagang, terutama dengan kerajaan Banjar di Banjarmasin. Mereka tidak langsung berniaga dengan orang Dayak. Peninggalan bangsa Tionghoa masih disimpan oleh sebagian suku Dayak seperti piring malawen, belanga (guci) dan peralatan keramik.

Sejak awal abad V bangsa Tionghoa telah sampai di Kalimantan. Pada abad XV Raja Yung Lo mengirim sebuah angkatan perang besar ke selatan (termasuk Nusantara) di bawah pimpinan Chang Ho, dan kembali ke Tiongkok pada tahun 1407, setelah sebelumnya singgah ke Jawa, Kalimantan, Malaka, Manila dan Solok. Pada tahun 1750, Sultan Mempawah menerima orang-orang Tionghoa (dari Brunei) yang sedang mencari emas. Orang-orang Tionghoa tersebut membawa juga barang dagangan diantaranya candu, sutera, barang pecah belah seperti piring, cangkir, mangkok dan guci (Sarwoto kertodipoero,1963)

Dibawah ini ada beberapa adat istiadat bagi suku dayak yang masih terpelihara hingga kini, dan dunia supranatural Suku Dayak pada zaman dahulu maupun zaman sekarang yang masih kuat sampai sekarang. Adat istiadat ini merupakan salah satu kekayaan budaya yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia, karena pada awal mulanya Suku Dayak berasal dari pedalaman Kalimantan

>< UPACARA TIWAH

Upacara Tiwah merupakan acara adat suku Dayak. Tiwah merupakan upacara yang dilaksanakan untuk pengantaran tulang orang yang sudah meninggal ke sandung yang sudah dibuat. Sandung adalah tempat semacam rumah kecil yang memang dibuat khusus untuk mereka yang sudah meninggal dunia.

Upacar Tiwah bagi suku Dayak sangatlah sakral, Pada acara Tiwah ini sebelum tulang-tulang orang mati tersebut diantarkan dan diletakan di tempatnya (Sandung), banyak sekali acara-acara ritual, tarian, suara gong maupun hiburan lain, Sampai akhrinya tulang-tulang itu diletakan pada temapatnya (sandung).

>< DUNIA SUPRANATURAL

Dunia Supranatural bagi suku Dayak memang sudah sejak zaman dulu merupakan ciri khas Kebudayaan Dayak.Karena supranatural ini pula orang luar negeri sana menyebut Dayak sebagai pemakan manusia ( kanibal ). Namun pada kenyataannya suku Dayak adalah suku yang sangat Cinta Damai asal mereka tidak diganggu dan ditindas semena-mena. Kekuatan supranatural Dayak Kalimantan banyak jenisnya, contohnya Manajah Antang. Manajah Antang merupakan cara suku Dayak untuk mencari petunjuk seperti mencari keberadaan musuh yang sulit di temukan dari arwah para leluhur dengan media burung Antang, dimanapun musuh yang di cari pasti akan ditemukan.

Mangkok MeraH

Mangkok merah merupakan media persatuan suku Dayak. Mangkok merah beredar jika Suku Dayak merasa kedaulatan mereka dalam bahaya besar. “PANGLIMA” atau suku Dayak sering menyebutnya Pangkalima biasanya mengeluarkan isyiarat siaga atau perang berupa mangkok merah yang diedarkan dari kampung ke kanpung secara cepar sekali. Dari penampilan sehari-hari banyak orang tidak mengetahui siapa pangkalima suku Dayak itu. Orangnya itu bisa-biasa saja, hanya saja ia memiliki kekuatan Supranatural yang luar biasa.

Percaya atau tidak panglima itu mempunyai ilmu bisa terbang kebal dari apa saja seperti peluru, senjata tajam dan sebagainya.

Mangkok merah tidak sembarangan diedarkan. Sebelum diedarkan sang panglima harus membuat acara adat untuk mengetahui kapan waktu yang tepat untuk memulai perang. Dalam acara adat itu roh para leluhur akan merasuki dalam tubuh pangkalima lalu jika pangkalima tersebut ber “Tariu” ( memanggil roh leluhur untuk untuk meminta bantuan dan menyatakan perang ) maka orang-orang Dayak yang mendengarnya juga akan mempunyai kekuatan seperti panglimanya. Biasanya orang yang jiwanya labil bisa sakit atau gila bila mendengar tariu.

Orang-orang yang sudah dirasuki roh para leluhur akan menjadi manusia dan bukan. Sehingga biasanya darah, hati korban yang dibunuh akan dimakan. Jika tidak dalam suasana perang tidak pernah orang Dayak makan manusia. Kepala dipenggal, dikuliti dan di simpan untuk keperluan upacara adat. Meminum darah dan memakan hati itu, maka kekuatan magis akan bertambah. Makin banyak musuh dibunuh maka orang tersebut makin sakti.

Mangkok merah terbuat dari teras bambu (ada yang mengatakan terbuat dari tanah liat) yang didesain dalam bentuk bundar segera dibuat. Untuk menyertai mangkok ini disediakan juga perlengkapan lainnya seperti ubi jerangau merah (acorus calamus) yang melambangkan keberanian (ada yang mengatakan bisa diganti dengan beras kuning), bulu ayam merah untuk terbang, lampu obor dari bambu untuk suluh (ada yang mengatakan bisa diganti dengan sebatang korek api), daun rumbia (metroxylon sagus) untuk tempat berteduh dan tali simpul dari kulit kepuak sebagai lambang persatuan. Perlengkapan tadi dikemas dalam mangkok dari bambu itu dan dibungkus dengan kain merah.

Menurut cerita turun-temurun mangkok merah pertama beredar ketika perang melawan Jepang dulu. Lalu terjadi lagi ketika pengusiran orang Tionghoa dari daerah-daerah Dayak pada tahun 1967. pengusiran Dayak terhadap orang Tionghoa bukannya perang antar etnis tetapi lebih banyak muatan politisnya. Sebab saat itu Indonesia sedang konfrontasi dengan Malaysia.

Menurut kepercayaan Dayak, terutama yang dipedalaman Kalimantan yang disampaikan dari mulut ke mulut, dari nenek ke bapak, dari bapak ke anak, hingga saat ini yang tidak tertulis mengakibatkan menjadi lebih atau kurang dari yang sebenarnya, bahwa asal-usul nenek moyang suku Dayak itu diturunkan dari langit yang ke tujuh dengan ” Palangka Bulau”. >>> Palangka artinya suci, bersih, merupakan ancak, sebagai tanduk yang suci, gandar yang suci dari emas turun ke langit yang sering disubut juga ” Ancang atau Kalangkang”.

bisnis internasional

mengapa suatu negara melakukan bisnis internasional karena bberapa faktor
-memenuhi negaranya masing-masing
-menambah devisa negara
-menjalin hubungan yang baik antar negara.
-memperluas hasil produksi
-keajuan teknologi
manfaat bisnis internasional bagi negara kita:
-memnuhi kebutuhan yang kurang bagi negara.
-menjalin hubungan yang baik bgi negara kita
-membuka lapangan pekerjaan.
-menambah devisa negara.
-melakukan kerja sama yg saling menguntunakan.
hambatan suatu negara dalam melakukan bisnis internasional:
-aman tidaknya suatu negara tersebut
-keadaan ekonomi
-besarnya pajak
-faktor alam
-transportasi
pendapat kami tentang bisnis internasional di negara kita sngat membantu,disamping menambah devisa negara, hal tersebut dpat membuka lapangan kerja bagi rakyat kita yang sangat banyak dan kami berharap bisnis internasional dapat ditingkatkan lagi.

menghindari kecelakaan finansial

Kecelakaan bisa terkait dengan aktivitas keuangan. Kecelakaan keuangan yang paling banyak dialami orang adalah ketika penghasilan dirasa tidak pernah cukup untuk membiayai pengeluaran. Selalu merasa kurang kendati jika mau mengurangi konsumsi, penghasilan yang diperoleh masih mampu untuk membiayai hidup.

Tragisnya, ketidakmampuan mengekang diri mengakibatkan konsumsi jalan terus dengan pembiayaan dilakukan dengan kartu kredit. Alhasil, pengeluaran menjadi lebih besar ketimbang penghasilan. Inilah awal dari kecelakaan finansial yang akan berlanjut dengan kecelakaan-kecelakaan lain.

Contoh konkret, penggunaan kartu kredit akan semakin meningkat, sementara penghasilan relatif tetap. Yang terjadi kemudian bukan lagi aksi gali lubang tutup lubang, melainkan terperangkap di lubang utang yang semakin dalam. Kehidupan pun menjadi tidak tenang.

Orang selalu dikejar-kejar debt collector atau stres berkepanjangan karena masih banyak keinginan yang belum terpenuhi. Bukan tidak mungkin, karena permasalahan semakin kompleks, pekerjaan pun bisa hilang.

Itu baru kecelakaan finansial yang diakibatkan ketidakmampuan ”menginjak rem” konsumsi. Ada lagi kecelakaan finansial lain yang juga menerpa jutaan orang, yaitu ketidakmampuan menyediakan dana untuk membiayai sekolah anak. Dana untuk sekolah anak yang tidak disiapkan bisa mengakibatkan sang anak tidak sekolah.

Kalaupun bersekolah, akhirnya anak hanya bisa di sekolah yang kurang berkualitas. Atau sebenarnya, dana untuk anak sekolah sudah tersedia, tetapi karena dipengaruhi lingkungan sekitar, anak dipaksakan masuk ke sekolah yang super mahal. Demi menjaga gengsi, orangtua terpaksa berutang untuk membiayai sekolah anak.

Kecelakaan finansial bukan hanya dialami orang-orang berusia produktif. Tidak sedikit kecelakaan yang menerpa kalangan yang mestinya sudah dalam usia mapan. Seorang karyawan yang sudah terbiasa diberi fasilitas oleh perusahaan, seperti kendaraan dan rumah dinas, kerap kali lupa membeli rumah sendiri.

Ketika usia pensiun tiba, dia akan mengalami masalah besar karena tidak memiliki rumah ataupun kendaraan. Sebab, sepanjang karier, dia sudah terbiasa menggunakan fasilitas perusahaan. Masa pensiun yang seharusnya dinikmati justru memaksanya tetap bekerja guna memperoleh uang untuk membeli rumah dan kendaraan.

Jurus-jurus

Apa yang mesti dilakukan agar kecelakaan finansial tidak menghampiri diri Anda?

Pertama, jangan pernah berutang kalau tujuannya hanya untuk membiayai nafsu konsumtif. Utang hanya layak dilakukan untuk kegiatan produktif yang bisa memberikan penghasilan. Utang untuk hal konsumtif, seperti kredit rumah dan kredit kendaraan, dapat dipertimbangkan jika angsuran masih terpenuhi dari penghasilan bulanan.

Penggunaan kartu kredit sekalipun bukanlah untuk berutang, melainkan hanya untuk kemudahan transaksi pembayaran. Jadi, bukan karena tidak memiliki uang, tetapi lebih karena faktor kepraktisan belaka.

Kedua, melakukan investasi dan proteksi secara bersamaan. Banyak kalangan beranggapan bahwa kalau sudah berinvestasi, persoalan selesai. Pada kenyataannya tidaklah seperti itu. Dalam berinvestasi pun, banyak kemungkinan terjadi kecelakaan finansial.

Itulah sebab ada istilah ”jangan menempatkan investasi dalam satu keranjang”. Prinsipnya sederhana, kalau seluruh investasi Anda dalam bentuk saham, misalnya, ketika pasar saham anjlok, bukan tidak mungkin seluruh investasi Anda akan menguap.

Oleh karena itu, investasi mesti diproteksi. Bagaimana caranya? Sebarkan investasi pada berbagai jenis, mulai dari yang berisiko rendah, sedang, dan tinggi. Dengan cara ini, sebenarnya investasi Anda sudah terproteksi. Konkretnya, kalau investasi Anda yang berisiko tinggi mengalami masalah, Anda masih memiliki ”cadangan” investasi di jenis yang berisiko rendah.

Itu adalah proteksi dalam konteks investasi. Di luar itu, proteksi untuk mencegah dampak negatif dari kecelakaan finansial bisa juga dilakukan dengan membeli produk asuransi. Sebagaimana contoh di atas, orang kerap kali mengalami masalah dalam memenuhi biaya anak.

Nah, salah satu cara mudah menghindari kecelakaan finansial yang terkait dengan biaya sekolah anak adalah dengan membeli polis asuransi pendidikan. Selain itu, berbagai produk asuransi lainnya, termasuk asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan kerja, dan asuransi kematian, merupakan ”jurus” mengatasi risiko kecelakaan finansial.

Sebenarnya cukup banyak cara menghindari terjadinya kecelakaan finansial. Seperti kalau mengendarai kendaraan bermotor, sebelum dikendarai, tentu sebaiknya dilakukan pengecekan apakah segala sesuatu masih berfungsi dengan baik . Begitu juga dengan kegiatan finansial. Sebelum melakukan berbagai tindakan, tentunya mesti dipikirkan risiko dan kemungkinan terjadinya kecelakaan finansial.

rupiah mata uang terbaik di ASIA

(Kamis, 31 Desember 2009) Rupiah mencatatkan penguatan tahunan terbesarnya dalam tujuh tahun terakhir seiring pulihnya ekonomi global yang mendorong investor luar negeri untuk memborong aset keuangan Indonesia. Rupiah menguat 16 persen untuk tahun 2009, mata uang berperforma terbaik di Asia.

Investor asing membeli saham perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia senilai $1.4 M. Obligasi negara juga memberikan imbal hasil yang baik di antara sepuluh pasar utama Asia. Rupiah akan terus menguat di 2010 seiring tingginya keinginan Bank Indonesia untuk mengendalikan inflasi dengan menjaga harga produk impor lebih murah, menurut analis Deutsche Bank yang diwawancarai Bloomberg. Aliran dana asing sangat besar mengalir ke saham dan obligasi Indonesia.

Rupiah mencapai level terkuat 9,280 pada bulan Oktober 2009, dan akan terapresiasi 4.5% ke level 9,000 pada akhir tahun 2010, berdasarkan survei terakhir Bloomberg.

perencanaan bisnis

Setiap keputusan transaksi yang profesional dibuat berdasarkan kombinasi dari 4 (empat) faktor: Strategi Perdagangan, Ekspektasi Laba, Manajemen Resiko dan Analisa Pasar.

Strategi Perdagangan
Strategi Perdagangan adalah penerapan teori portofolio yang dimaksudkan untuk melakukan diversifikasi investasi Anda dalam produk-produk berjangka. Hal ini juga meliputi diversifikasi waktu transaksi, perdagangan untuk jangka menengah atau kombinasi ketiganya untuk meminimalisir resiko.

Ekspektasi Laba
Ekspektasi Laba adalah sebuah cara untuk memaksimalkan keuntungan dari perdagangan atau transaksi. Hal ini dilakukan berdasarkan ekspektasi nilai tukar, resiko dalam suatu negara, dan nilai investasi dimasa yang akan datang berbanding dengan potensi resiko.

Manajemen Resiko
Pasar forex sangatlah tidak menentu. Keadaan pasar dapat berubah sewaktu-waktu dalam hitungan jam, menit bahkan detik. Seorang trader yang bijaksana harus melengkapi dirinya dengan sebuah metode untuk meminimalisir resiko yang mungkin terjadi. Dan manajemen resiko adalah salah satu alat yang harus dimiliki untuk mengatasi ketidakpastian tersebut. Manajemen Resiko adalah sebuah strategi untuk mengelola resiko dan mengendalikannya dengan melakukan Stop Order. Stop Order membantu trader mengendalikan resiko dari kehilangan seluruh modal. Anda juga dapat melakukan Stop Order sebagai sebuah jaminan atas keuntungan Anda. Apabila terdapat koreksi dipasar maka Anda akan terlindungi oleh Stop Profit yang Anda lakukan.

Analisa Pasar
Pasar bergerak karena adanya perubahan permintaan dan penawaran. Hal ini dipengaruhi oleh faktor fundamental, Teknikal dan psikologi. Maka sangatlah diperlukan penguasaan pengetahuan dasar dari ketiga faktor yang tadi.


Fundamental
Faktor Fundamental meliputi Trade Balance, GDP, Unemployment Rate, Interest Rate, Inflation Rate, Country Risk, faktor kebijakan politik internal dan eksternal, sentimen pasar dan ekspektasi yang sejalan dengan faktor-faktor lainnya.


Teknikal

Faktor Teknikal atau analisa historis meliputi pergerakan harga pasar yang ditunjukkan dalam angka, grafik atau tabel lampau, yang dilengkapi dengan level-level harga psikologis.

Psikologis

Faktor Psikologi meliputi intuisi yang didasarkan pada pengalaman dan sentimen yang mempengaruhi pasar.